PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

 

 

 

 

Model Pengajaran Kooperatif Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Tingkat Madrasah Tsanawiyah.

 

 

 

Disusun Dalam Rangka

Meningkatkan Kualitas Guru dalam melaksanakan keawajiban mengajar

di Tingkat Madrasah.

 

 

Dibuat Oleh:

Joko Suwito, S.Pd.I, M.Pd.I

 

 

 

 

 

 

 

 


 

BAB  I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang Masalah

        Salah satu ujung tombak keberhasilan pendidikan adalah pendidik atau “guru”. Guru memiliki tanggung jawab dalam mempersiapkan  perencanaan pembelajaran secara matang agar proses pembelajaran berjalan dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai rencana.

        Kita sadar atau tidak realita di lapangan terhadap keberhasilan pembelajaran masih  jauh dari harapan. Hal ini  dimungkinkan banyak factor yang menjadi penyebabnya, antara lain kemampuan guru terhadap  penguasaan pengelolaan pembelajaran masih kurang optimal. Guru masih menjadi pusat dalam proses pebelajaran, sehingga siswa kurang diberdayakan kemampuannya dan aktivitas mereka kurang diperhatikan.

        Penggunaan alat bantu yang dimungkinkan dapat memberikan motivasi kepada siswa , kurang diutamakan. Kadang-kadang ada guru yang dalam proses pembelajaran bertumpu pada “LKS”. Padahal,buku paket, model tiruan, real object dan sebagainya dapat dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

         Akibat paradigma yang kurang tepat tersebut, akhirnya dapat menimbulkan motivasi dan aktivitas siswa rendah. Keterlibatan siswa  dalam pembelajaran nyata (pembelajaran bermakna) tidak ada atau tidak ditemukan. Mereka tidak memiliki keberanian dalam bertanya, apalagi mengemukakan pendapat. Dengan melihat realita tersebut dapat kita katakan bahwa aktivitas siswa rendah sehingga proses pembelajaran pun kurang menarik bagi siswa  ataupun guru.

         Faktor lain yang memungkinkan siswa kurang memiliki aktivitas dalam pembelajaran ialah kurangnya sensasi guru dalam menggunakan multi metode dan multi penampilan. Lagi-lagi paradigma lama selalu mendominasi pola pikir  guru dalam melaksanakan tugasnya. Guru senantiasa melontarkan cemoohan dan hujatan manakala siswa salah dalam menjawab ataupun mengemukakan pendapat.  Jarang sekali guru memberikan  pujian ataupun penghargaan, walaupun guru itu tahu bahwa penghargaan ataupun pujian dapat memberikan motivasi dibanding hujatan atau cemoohan.

         Pengajaran kooperatif tampaknya dapat dipadukan  dengan Quantum Teaching. Di dalamnya  mengutarakan betapa pentingnya  bentuk pembelajaran yang menarik. Penghargaan dan pujian merupakan salah satu cara yang tepat untuk membangkitkan motivasi siswa belajar. Menggerakkan organ-organ tubuh melalui selingan permainan, games, misalnya, bisa dilakukan dalam bentuk Quantum Teaching.

         Penghargaan yang dimaksud dalam Quantum Teaching bukan hanya berupa material ataupun piagam, tapi bisa berbentuk ucapan, pemberian tepuk tangan gembira atau kata-kata tertentu sesuai kesepakatan bersama. Di samping itu, pemberian nilaipun merupakan penghargaan yang sangat baik bagi siswa.

         Berorientasi pada latar beakang tersebut, penulis ingin mencoba menerapkan model Quantum Teaching dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VII A semester  I, khusus dalam kompetensi dasar membaca intensif, melalui  PTK.

B.    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang dapat penulis utarakan yaitu :

1.     Apakah pembelajaran kooperatif di kelas VII A semester 1 tahun pelajaran 2021/2022 di MTs Raudlatut Thalabah Kolak dapat meningkatkan  aktivitas siswa  dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ?

2.     Apakah model pembelajaran kooperatif di kelas VII A semester 1 tahun pelajaran 2021/2022 MTs Raudlatut Thalabah Kolak dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ?

C.    Cara Pemecahan Masalah

         Dalam upaya memecahkan permasalahan terhadap rendahnya aktivitas siswa  dan hasil belajar siswa  dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya yang berkaitan dengan membaca , pembelajaran akan dilakukan  dengan model pembelajaran kooperatif  dengan memvariasikan  metode dan media pembelajaran yang dianggap sesuai.

D.    Hipotesis Tindakan

         Proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam khususnya kompetensi dasar membaca pemahaman dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif yang divariasikan dengan berbagai metode dan penggunaan media yang sesuai, diharapkan akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini karena akan memperhatikan siswa dari berbagai aspek baik psikologis maupun sosial. Aspek psikologis karena quantum teaching akan mendahulukan prinsip belajar siswa aktif  di samping dapat lebih melayani  kebutuhan siswa dalam pembelajaran.

         Tahapan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif ini secara rinci akan dijelaskan pada bagian rencana tindakan.

E.    Tujuan dan Manfaat

1.     Tujuan Penelitian

Peneitian dilakukan untuk :

a.     Meningkatkan kualitas proses pembelajaran

b.     Meningkatkan ketrampilan guru daam memvariasikan metode dan media pembaajaran

c.     Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa

d.     Meningkatkan keberanian siswa bertanya, menjawab,mengemukakan pendapat, dan bersikap terbuka.

e.     Meningkatkan makna suatu proses pembelajaran.

2.     Manfaat Penelitian

2.1. Bagi Siswa

a.     Dapat meningkatkan motivasi beajar

b.     Dapat meningkatkan hasil belajar

c.     Dapat meningkatkan makna pembelajaran

d.     Dapat meningkatkan makna bekerja sama

2.2. Bagi Guru

a.     Dapat meningkatkan proses pembelajaran

b.     Dapat meningkatkan ketrampilan dalam menggunakan media pembelajaran

c.     Dapat meningkatkan ketepatan penggunaan metode dalam proses pembelajaran

d.     Dapat meningkatkan makna bekerja sama

e.     Dapat meningkatkan motivasi dan belajar siswa

f.      Dapat meningkatkan minat unruk melakukan penelitian.

2.3. Bagi Guru lain

a.   Dapat meningkatkan pemahaman tentang penelitian

b.   Dapat meningkatkan arti bekerja sama

c.   Dapat memotivasi untuk melakukan penelitian dalam kegiatan pembelajaran yang ia lakukan

d.   Dapat menemukan problem dalam pembelajaran

e.   Dapat menghilangkan paradigm lama yang telah melekat

F.    Lingkup Penelitian

        Penelitian ini merupakan implementasi dari kegiatan pembelajaran  sehari-hari. Oleh karena itu, penelitian ini penulis namakan penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun subyek penelitian yaitu siswa kelas VII A semester 1 tahun pelajaran 2021/2022 MTs Raudlatut Thalabah Kolak .

        Lingkup penelitian berkisar pada Standar Kompetensi  ‘Memahami makna teks fungsional dan esei pendek sederhana berbentuk prosedur dan report untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari. ‘Adapun kompetensi dasar yang diambil  yaitu : “ Merespon makna yang terdapat dalam teks tulis fungsional  dan esei pendek sederhana secara akurat, lancar dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari.”

         Standar Kompetensi membaca yang dimaksud adalah membaca dengan berbagai cara membaca seperti membaca ekstensif dan intensif, membaca sekilas, membaca cepat dan sebagainya .

         Model pembelajaran kooperatif yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang memvariasikan beberapa metoda dan teknik  yang bersifat serta merta. Artinya guru berupaya membangkitkan minat dan aktivitas siswa dengan berbagai cara. Misalnya dengan mengajak bernyanyi , bertepuk tangan , bermain games, memberi  penghargaan dan sebagainya.

         Hasil belajar dapat dilihat dari dua sisi yaitu proses pembelajaran dan hasil belajar. Melalui pretest sesuai indikator yang diharapkan.

 

        


 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

 

  1. Pengertian Belajar

 

         Pandangan seorang pendidik tentang pengertian belajar sedikit banyaknya dapat mempengaruhi tindakan-tindakan yang dilakukannya  berkaitan denga proses pembelajaran. Pengertian belajar telah banyak dikemukakan oleh para pakar pendidikan termasuk di dalamnya pakar psikologi pendidikan.

         Seorang pakar psikologis mengartikan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah aku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. (Slamet 1990 : 2)

         Mengemukakan bahwa proses belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untukmemperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya , sedangkan menurut Oemar Hamalik (1994 : 36) bahwa belajar adalah bentuk perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya . Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsure yang sangat fundamental dalam menyelenggarakan setiap jenis danjenjang pendidikan (Muhibin Syah , 1999 : 69),ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa  baik ketika ia berada di sekolah ataupun di luar sekolah (rumah/keluarga).

         Tabrani Rusyam (1993 : 7) merumuskan beberapa definisi tentang belajar antara lain :

a.     Belajar adalah modifikasi, suatu proses memperteguh, menyempurnakan tingkah laku melalui pengalaman.

b.     Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

c.     Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan,penggunaan dan penilaian terhadap sikap nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang study atau dalam berbagai aspek kehidupan dan pengalaman yang terorganisir.

d.     Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku dalam arti seluas-luasnya meliputi pengamatan,pengenalan,pengertian,pengetahuan, perbuatan,keterampillan, perasaan, minat,penghargaan dan sikap.

e.     Jadi belajar tidak hanya berkaitan dengan bidang intelektual saja, melainkan mengenai seluruh aspek kehidupan.

                      Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu   proses usaha disengaja dan disadari oleh individu untuk memperoleh sesuatu yang baru dari perubahan-perubahan tingkah laku pada dirinya sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman itu sendiri.

 

  1. Pengertian Hasil Belajar

 

        Menurut Dimyati dan Mujiono (1999 : 200) bahwa hasil belajar  adalah proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran hasil belajar.Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar  terutama ialah perubahan  fungsi psikis  yang akan mendasari perbaikan tingkah laku dan kecakapan, termasuk perubahan dalam pengetahuan ,minat dan penelitian (M.Ngalim Purwanto,1990 : 89).

        Oemar Hamalik (1999 : 159) hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran, pengelolaan, penafsiran, dan perimbangan untuk membuat suatu keputusan tentang tingkat hasil belajardalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

  1. Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative Learning)

        Model Pembelajara Kooperatif lebih banyak memberikan peluang bagi siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar yang bermakna baginya. Guru hanya memberikan bimbingan, arahan, memupuk kerja sama dengan proses kelompok, seghingga dapat mengefektifkan siswa.

        Cooperative Learning merupakan salah satu bentuk pembelajaran kelompok yang terdiri dari 2 sampai 5 orang siswa. Melalui kelompok kecil ini setiap siswa diupayakan untuk terlibat aktif terhadap pelajaran, supaya aktif siswa harus diberi peranan dan tugas tertentu. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri lain dari pembelajaran biasa, yaitu :

a.     Penghargaan pada kelompok (team reward).

Diberikan berdasarkan hasil usaha dan belajar tiap individu yang belajar dalam kelompok. Kelompok diberi penghargaan yang lebih dari kelompok lainnya.

b.     Rasa tanggung jawab individu (individual accountability)

Dalam  cooperative learning ditumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan pada kelompoknya. Siswa bukan mengerjakan tugas kelompok saja tapi juga mempelajari sesuatu untuk kelompoknya.

c.      Kesempatan Meraih sukses (equal  opportunity for success)

Pembelajaran kooperatif memberi motivasi, kesempatan/peluang yang tinggi untuk memperoleh sukses karena dorongan  dan dukungan dari teman sebaya. Ini menimbulkan pengalaman yang diperoleh siswa untuk bekerja sama dan merumuskan kea rah satu pendapat kelompok.      

                      Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran kooperatif menurut Clibert Mac Millant (dalam Achyar , 1999 : 7) adalah sebagai berkut :

a.     Ciri-ciri pembelajaran kooperatif

1)    Keberhasilan kelompok

2)    Peranan Anggota

3)    Sumber/bahan

4)    Interaksi

b.     Kelebihan-kelebihan pembelajaran kooperatif :

1)    Memberi peluang pada siswa agar mau mengemukakan dan membahas suatu pandangan. Pengalaman yang diperoleh siswa ialah belajar bekerja sama dalam merumuskan kea rah satu pandangan kelompok.

2)    Siswa memiliki motivasi yang tinggi.

3)    Menghasilkan peningkatan kemampuan akademik , berpikir kritis,membentuk hubungan persahabatan, belajar berbagai informasi, belajar sopan santun, menghargai ide orang lain, memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang patut.

4)    Belajar bertanggung jawab atas teman sekelompoknya, menekankan pada tujuan dan keberhasilan kelompok.

5)    Ditemukan beberapa hal yang baik pada siswa ,seperti :

·       Keahlian,kemampuan dan strategi berpikir kritis.

·       Partisipatif dan kualitas lebih tinggi.

·       Bekerja secara kooperatif.

·       Memiliki sikap positif untuk bekerja sama dengan teman,guru,dan juga isi materi pelajaran.

·       Lebih berkemauan untuk menyatakan dan mendiskusikan ide di tempat umum.

·       Minat dan kemauan lebih besar untuk berpartisipasi dalam akademik studi.

c.     Kelemahan-kelemahan pembelajaran kooperatif.

1)    Sulit menyediakan buku-buku sumber selain yang sudah ada dan ditetapkan untuk kelompok.

2)    Penggunaan waktu kurang efisien karena siswa dibiarkan sendiri untuk menemukan jawabannya.

3)    Siswa sering mengalami kekecewaan karena pada saat penilaian nomor dirinya tida terpanggil sehingga harapan untuk memperoleh nilai tidak ada.

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN

 

A.     SUBJEK PENELITIAN

         Penelitian ini dilakukan di kelas VII A semester 1 tahun pelajaran 2021/2022 di MTs Raudlatut Thalabah Kolak. Proses penelitian dilakukan dengan cara kolaborasi dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia lainnya.

Siswa yang terlibat yaitu semua anggota di kelas V yang berjumlah 40 siswa yang terdiri dari 20 putra dan 20 putri dengan karakter sama dengan siswa yang berada di kelas VII yang lain. Persamaan karakter ini dipandang dari kesamaan latar belakang sosial, ekonomi, dan budayanya.

         Faktor yang diteliti meliputi hal-hal sebagai berikut :

a.     Faktor Siswa dengan focus perhatian pada aspek :

1)    Respon terhadap pembelajaran itu sendiri yang meliputi : keaktifan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan, interaksi antar siswa dengan siswa atau siswa dengan guru, keaktifan dalam melakukan diskusi kelompok dan kelas, dan keaktifan dalam mengungkapkan pendapat.

2)    Daya serap siswa dalam pembelajaran, dapat dilihat dari segi :

Ø  Kemampuan dalam menyelesaikan masalah.

Ø  Hasil penilaian atau tes.

b.     Faktor Guru dengan focus sebagai berikut :

Ketrampilan guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif meliputi aspek:

a.     Kegiatan guru pada tahap pendahuluan dengan deskripsi sebagai berikut :

·       Member perhatian pada siswa.

·       Menarik perhatian siswa.

·       Pelaksanaan apersepsi.

b.     Ketrampilan guru pada tahap kegiatan ini meliputi :

·       Membagi kelompok.

·       Tehnik bertanya.

·       Menjawab pertanyaan siswa.

·       Penguasaan kelas.

·       Memberikan p[elayanan.

c.     Ketrampilan pada tahap penutup

·       Mencicptakan suasana untuk siswa bertanya jawab.

·       Menyimpulkan pelajaran.

·       Pelaksanaan post test pembelajaran

·       Membuat kesepakatanuntuk pembelajaran berikutnya

 

B.      DESKRIPSI PER SIKLUS

1.      Gambaran Umum Penelitian

         Penelitian ini dilaksanakan  pada tanggal  14 November 2021 s.d 14 Desember 2021, kurang lebih selama  4 minggu. Siklus yang dilaksanakan sebanyak  dua siklus. Siklus pertama dianggap mengalami kegagalan sehingga perlu perbaikan pada siklus kedua.

        Pelaksanaan penelitian ini diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar  dengan melibatkan kepala sekolah, guru mata pelajaran sejenis dan siswa. Pada saat pembelajaran berlangsung observer mengamati jalannya pembelajaran.

        Hasil pembelajaran pada siklus pertama didiskusikan dengan anggota peneliti lainnya untuk mencari kekurangan dan kelemahan pada siklus pertama,sehingga ada perbaikan pada siklus kedua.

 

2.     Pra Siklus

a.     Tahap Perencanaan

ü  Menentukan  keas subyek penelitian.

ü  Menyiapkan rencana pembelajaran

ü  Menetapkan focus observasi dan aspek yang diamati

ü  Menetapkan jenis data dan cara pengumpulannya.

ü  Menentukan pelaku observasi (observer), alat bantu observasi, pedoman observasi, dan cara pelaksanaan observasi.

ü  Menetapkan cara pelaksanaan refleksi.

ü  Menetapkan criteria keberhasilan dalam upaya pemecahan masalah.

         Dalam penelitian ini pelaksanaan observasi akan dilakukan dengan pelaksanaan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh observer, yaitu pelaku tindakan itu sendiri dan anggota tim yang lain. Observasi dilakukan dalam rangka pengumpulan data  berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif akan dikumpulkan melalui observasi,sedangkan data kualitatif melalui pelaksanaan evaluasi. Alat bantu observasi yang akan digunakan adalah lembar observasi dan alat evaluasi(soal dalam bentuk PG dan Uraian.

          Evaluasi dilakukan  dalam upaya pengumpulan data kuantitatif,akan dilakukan pada akhir pembelajaran untuk setiap siklus.

 

b.     Tahap Pelaksanaan Tindakan

         Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan melalui pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan perencanaan tindakan. Pelaksanaan tindakan  terbagi dua siklus penelitian

 

1)    Siklus Pertama

a)     Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw dengan tahapan rencana pembelajaran.

b)    Pelaksanaan observasi dilakukan oleh pelaku tindakan observer.

c)     Pelaksanaan refleksi  dilakukan setelah pelaksanaan dengan mengkaji data yang diperoleh dan dijadikan bahan perencanaan untuk tindakan baru siklus selanjutnya.

 

2)    Siklus Kedua

Bahan rencana tindakan yang diperoleh pada siklus pertama disusun untuk menjadi tindakan pada siklus kedua.

 

c.     Tahap Observasi dan Evaluasi

                 Dalam penelitian ini pelaksanaan observasi akan dilakukan dengan pelaksanaan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh observer, yaitu pelaku tindakan itu sendiri dan anggota tim yang lain. Observasi dilakukan dalam rangka pengumpulan data  berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif akan dikumpulkan melalui observasi, sedangkan data kualitatif melalui pelaksanaan evaluasi. Alat bantu observasi yang akan digunakan adalah lembar observasi dan alat evaluasi (soal dalam bentuk PG dan Uraian.

                              Evaluasi dilakukan  dalam upaya pengumpulan data kuantitatif, akan dilakukan pada akhir pembelajaran untuk setiap siklus.

d.     Tahap Analisis dan Refleksi

Prosedur analisis data dilakukan melalui tahapan :

ü  Reduksi data, jika terdapat data yang tidak diperlukan.

ü  Penyederhanaan data

ü  Tabulasi data

ü  Penyimpulan data

3.     Indikator Kinerja (Kriteria Keberhasilan

         Kriteria keberhasilan siswa sesuai dengan tujuan akhir penelitian ini yaitu dikelompokkan ke dalam 5 kategori, dengan criteria sebagai berikut :

 

a.     Tingkat keberhasilan siswa dalam prosen (%):

(≥    -  80 )       : sangat tinggi

(60  -  79)        : tinggi

(40  -  59)        : sedang

(20  -  39)        : rendah

(≤    -  20)        : sangat rendah

b.     Tingkat keaktifan siswa rata-rata / 10 menit dalam PBM dengan menggunakan prosentase (%) :

c.     (≥    -  80 )       : sangat baik

d.     (60  -  79)        : baik

e.     (40  -  59)        : sedang

f.      (20  -  39)        : kurang

g.     (≤    -  20)        : sangat kurang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

A.    PELAKSANAAN SIKLUS

 

1.     Siklus Pertama

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari hasil belajar siswa pada kompetensi dasar membaca dengan rentang nilai 0 – 10  diperoleh data sebagai berikut :

a.     Distribusi frekuensi data hasil belajar

Tabel 4.1

Data Hasil Belajar

No

Nilai

Frekuensi Absolut

( F )

Frekuensi Relatif

( % )

1

3,01 – 4,00

4

12,22

2

4,01 – 5,00

8

18,57

3

5,01 – 6,00

13

28,26

4

6,01 – 7,00

14

28,29

5

7,01 – 8,00

2

4,35

6

8,01 – 9,00

2

4,35

7

9,01 – 10,00

1

2,16

 

Jumlah

44

100

 

Nilai yang paling banyak diperoleh dari data table tersebut adalah siswa yang berada pada kelompok tengah. Naik turunnya nilai beraturan. Untuk lebih jelasnya hal tersebut tergambarkan pada histogram.


 

 

 

 

 

F

R

E

K

U

E

N

S

I

15

 

 

 

 

14

 

 

13

 

12

11

 

 

10

9

8

7

 

6

5

4

3

 

 

2

1

 

 

0

 

              3,0-4,00  4,0 -5,00 5,01-6,00  6,01-7,00 7,01-8,00 8,01-9,00  9,01-10,0

 

NILAI

           Gambar : 4.1 Histogram Data Hasil Belajar Siswa pada Siklus Pertama

 

b.     Data Statistik Hasil Belajar siswa

Tabel 4.2

Data Statistik Hasil Belajar Siswa

Statistik

Nilai

Minimum

Maksimum

Rentang

Rata-rata

Modus

Angka Tengah

3,5

9,5

6,0

5,87

7

6

 

c.     Data Aktivitas siswa dalam KBM

       Dari data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan rentang nilai 0 – 100 % diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.3

Aktivitas Siswa Dalam KBM pada Siklus Pertama

No

Aktivitas Siswa

Nilai Rata-rata

1

2

3

4

5

6

Konsentrasi siswa mengikuti KBM

Keceriaan Siswa dalam mengikuti KBM

Aktivitas siswa dalam diskusi

Aktivitas siswa mengerjakan tugas

Intensitas pertanyaan siswa kepada guru

Kecenderungan siswa melakukan perilaku yang tidak relevan

80

70

80

75

70

50

 

 

Jumlah rata-rata

70,83

 

d.     Data Kemampuan Guru membuat Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran.

         Dari data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan rekan guru sejenis,diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.4

 Kemampuan Guru Membuat Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus Pertama

 

No

Aspek yang Dinilai

Nilai

1

2

 

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Penentuan bahan pembelajaran dan perumusan tujuan

Pemilihan dan pengorganisasian materi,media,dan sumber pembelajaran

Rancangan scenario dan strategi pembelajaran

Rancangan dan strategi pengelolaan kelas

Rancangan prosedur dan persiapan alat evaluasi

Pengelolaan tugas rutin ,fasilitas belajar dan waktu

Menggunakan strategi pembelajaran

Pendekatan dan komunikasi siswa

Mendemonstrasikan khasanah metoda

Menyajikan materi serta relevansinya dengan bahan

Mendorong dan memotivasi keterlibatan siswa

Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar

Mengakhiri dan menutup pelajaran

Tinggi

Tinggi

 

Tinggi

Tinggi

Sedang

Tinggi

Tinggi

Sedang

Sedang

Tinggi

Tinggi

Sedang

Tinggi

 

 

2.     Siklus Kedua

        Dari data yang dikumpulkan berupa hasil belajart siswa pada kompetensi dasar membaca dengan rentang skor 0 – 10  diperoleh data sebagai berikut :

a.     Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar

Tabel 4.5

Data Hasil Belajar Siswa

 

No

Nilai

Frekuensi Absolut ( F )

Frekuensi Relatif ( % )

1

3,01 – 4,00

0

0

2

4,01 – 5,00

0

0

3

5,01 – 6,00

2

4,25

4

6,01 – 7,00

6

24,29

5

7,01 – 8,00

11

25

6

8,01 – 9,00

22

50

7

9,01 – 10,00

3

12,16

 

Jumlah

44

100%

 

b.     Data Statistik Hasil Belajar Siswa

Tabel 4.6

Data Hasil Belajar Siswa

Statistik

Nilai

Minimum

Maksimum

Rentang

Rata-rata

Modus

Angka Tengah

52

100

48

77,38

82

78

 

c.     Data Aktivitas Siswa dalam KBM

       Dari data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan rentang nilai 0 – 100 % diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.3

Aktivitas Siswa Dalam KBM pada Siklus Pertama

 

No

Aktivitas Siswa

Nilai Rata-rata

1

2

3

4

5

6

Konsentrasi siswa mengikuti KBM

Keceriaan Siswa dalam mengikuti KBM

Aktivitas siswa dalam diskusi

Aktivitas siswa mengerjakan tugas

Intensitas pertanyaan siswa kepada guru

Kecenderungan siswa melakukan perilaku yang tidak relevan

91

89

94

88

83

41

 

 

Jumlah rata-rata

81,00

 

d.     Data Kemampuan Guru membuat Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran.

         Dari data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan rekan guru sejenis,diperoleh data sebagai berikut :

         Dari data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan rekan guru sejenis,diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.4

Kemampuan Guru Membuat Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus Pertama

No

Aspek yang Dinilai

Nilai

1

2

 

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Penentuan bahan pembelajaran dan perumusan tujuan

Pemilihan dan pengorganisasian materi,media,dan sumber pembelajaran

Rancangan scenario dan strategi pembelajaran

Rancangan dan strategi pengelolaan kelas

Rancangan prosedur dan persiapan alat evaluasi

Pengelolaan tugas rutin ,fasilitas belajar dan waktu

Menggunakan strategi pembelajaran

Pendekatan dan komunikasi siswa

Mendemonstrasikan khasanah metoda

Menyajikan materi serta relevansinya dengan bahan

Mendorong dan memotivasi keterlibatan siswa

Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar

Mengakhiri dan menutup pelajaran

Tinggi

Tinggi

 

Sangat Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi   Tinggi

Sangat Tinggi

 


 

B.    PEMBAHASAN DARI SETIAP SIKLUS

 

        Berdasarkan data yang terkumpul, hasil belajar siswa pada siklus pertama mengalami kegagalan. Hal ini terlihat dari perolehan nilai siswa. Rata-rata nilai siswa hanya 5,87, angka ini menunjukkan criteria sedang.

        Keaktifan siswa dalam KBM sangat baik. Sedangkan perilaku siswa yang tidak relevan dalam pembelajaran rata-rata 50, ini berarti sedang. Perencanaan dan pelaksanaan KBM sudah baik. Hal ini terbukti dari hasil pengamatan observer yang memberikan nilai tinggi.

        Mengapa hasil belajar siswa mengaami kegagalan? Setelah penulis melakukan refleksi , kegagalan ini disebabkan beberapa factor antara lain :

1.     Pembelajaran kooperatif  dengan teknik jigsaw merupakan model pembelajaran baru bagi siswa.

2.     Dalam kurikulum berbasis kompetensi,keberhasilan belajar tidak hanya ditentukan dari nilai yang diperoleh.

3.     Anggota kelompok ahli kurang intensif mensosialisasikan hasil belajarnya kepada anggota kelompok lainnya

4.     Guru kurang maksimal dalam memberikan pelayanan individual dalam kelompok kooperatif.

5.     Alat test yang digunakan kurang baik.

       Untuk mengatasi kegagalan pada siklus pertama, penulis mencoba alternative pemecahan sebagai berikut :

1.     Model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw lebih dikenalkan lagi kepada siswa.

2.     Selain proses pembelajaran, hasil belajar juga harus meningkat.

3.     Lebih mengarahkan siswa kelompok ahli untuk lebih intensif memsosialisasikan hasil belajarnya pada anggota kelompok lainnya.

4.     Penulis lebih memaksimalkan pelayanan individu dalam kelompok kooperatif.

5.     Perbaikan atau perubahan alat test.

Dengan melakukan langkah-langkah perbaikan, Alhamdulillah pada siklus kedua mengalami keberhasilan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai yang mencapai 8,74 yang berarti sangat tinggi.

Keaktifan siswa dalam KBM sangat baik dengan nilai 81,00. Perencanaan dan pelaksanaan KBM masih tinggi apresiasi dari observer.

 

 

 

 


 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

 

  1. Kesimpulan

        Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data, maka penulis berkesimpulan :

1.     Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari rata-rata 5,87 yang berarti sedang menjadi 8,74 yang berarti sangat tinggi.

2.     Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar tinggi.

3.     Aktivitas siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar mengalami perubahan dari rata-rata 70,83% yang berarti baik menjadi 81,00% yang berarti sangat baik.

Dengan demikian penggunaan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat digunakan sebagai alternative model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

 

  1. Saran

        Setelah menyimpulkan hasil penelitian, penulismencoba mengemukakan  beberapa saran sebagai berikut :

1.     Hendaknya guru harus dapat memilih karakteristik materi pelajaran sebelum memutuskan untuk menggunakan model pembelajaran tertentu.

2.     Dalam kegiatan belajar amengajar , model pembelajaran apapun hendaknya berorientasi pada siswa.

3.     Jika guru memutuskan untuk menggunakan metode pembelajara kooperatif, konsekuensi yang harus dihadapi oleh guru adalah :

a.     Guru harus memilih karakteristik materi pelajaran yang dapat dikooperatifkan.

b.     Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas ,guru harus selalu mengawasi apakah siswa belajar bersama atau tidak.

c.     Menegur atau member sanksi kepada siswa yang tidak belajar bersama.

d.     Pengelolaan waktu harus sesuai dengan waktu yang tersedia serta control waktu dalam setiap tahapan.

4.     Buku paket hendaknya tidak dijadikan satu-satunya buku pegangan, namun menggunakan buku sumber lainnya.

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

  1. Achyar, 1999. Pembelajaran Kooperatif sebagai salah satu strategi Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud.
  2. Dimyati dan Mujiono, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
  3. Purwanto , Ngalim. 1990. Psikologi Belajar.Bandung : Logos.
  4. Oemar,Hamatik.1990.Kurikulum dan Pembelajaran.Bandung : Bumi Aksara.
  5. Slamet.1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Salatiga : Rineka Cipta.

 Download Modul SKI Kelas 9 MTs. Islamiyah Temayang

 MODUL SKI KELAS IX MTs KURIKULUM MERDEKA 2024

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama

Post A Comment:

0 comments: